Selasa, 22 November 2011

SOAL TIME VALUE OF MONEY DAN BAHAN AJAR

TUGAS UNTUK HARI SELASA TANGGAL 29 NOV 2011 ( SOAL KLIK DI SINI)

BAHAN AJAR TIME VALUE OF MONEY ( KLIK DI SINI AJA)

RETURN ON INVESMENT ( ROI )(KLIK DI SINI AJA YA)

Semua dapat anda  down load.


Punya ide usaha ?cobalah memiliki konsep usaha yang unik kalau perlu yang belum pernah ada sehingga menarik perhatian dan memiliki peluang besar

Selasa, 15 November 2011

Tabel distribusi normal

 
AKTIVITAS
a
m
b
Varians
A
1
2
3
(3-1/6)2=4/36
C
1
2
3
(3-1/6)2=4/36
E
1
4
7
(7-1/6)2=36/36
G
3
4
11
(11-3/6)2=64/36
H
1
2
3
(3-1/6)2=4/36
Total
112/36 = 3.111















B, D ,F. bukan merupakan jalur kritis 
 A,C,E,G,H Merupakan jalur kritis maka variansi nya diambil dari jalur kritis saja
a= waktu optmis (a)
m = waktu realistis (m )

b =    Waktu pesimis (pessimistic time) [b]
Misal proyek dalam waktu normal selesai  20 minggu setelah di hitung melalui alur kegiatan
Berapakah peluang proyek selesai dalam waktu 22 minggu ?

Varians = [(b-a)/6]2
Standard deviasi proyek (s) =    akar dari   varians proyek 
 akar dari 3.111 = 1,76 minggu
Nilai deviasi normal (Z) = [batas waktu (n) – waktu penyelesaian yang diharapkan]  / s
 z  =   ( 22 -20 ) / 1,76   = 1,1363 = 1,14
lihat tabel 1,14 pada tabel distribusi adalah 0,8729 
artinya peluang proyek selesai untuk waktu 22 minggu adalah 87,29 %


 Klik (tabel distribusi normal )

Selasa, 08 November 2011

NILAI MID TEST MANAJEMEN OPERASIONAL 2011

NO NAMA PG ESAY TOTL
1 AGUNG S OKTALIBRIANTO 6 59 60
2 ANDI ISMAIL 5 42 45
3 ANDIK LUKMAN HAKIM 0
4 ANDRE SAPUTRA  8 54 65
5 ANDRIYAN FERNANDO M 5 53 52
6 ARINI MUSTOFA 10 56 73
7 AYU DWIYAN PUTRI  9 71 79
8 AZZUMARONI 10 49 69
9 DEVI DWI RESTY 7 60 64
10 DIAN SAPUTRA WALDI  8 46 60
11 ERWIN 4 46 44
12 EVI LISTRIANI  8 77 79
13 GESTI TRIANA 8 49 61
14 GUSTI PUJI LESTARI  6 43 50
15 HASANUDDIN  7 46 56
16 HERRI  0
17 HOLIMA  6 59 60
18 HUSNI THAMRIN 11 56 77
19 IMAM MUCHYADAT 8 54 65
20 INTAN KURNIA 5 58 55
21 IRAN WIRAWAN 0
22 JIMATIFAH 8 60 68
23 JUNIARTO 7 45 55
24 KISWAR 7 57 63
25 LAUREN FORENTINA  8 56 66
26 LEONORA MAGRGARET 6 31 42
27 LILIS PATISARANI  6 48 53
28 LIU SISKA AMELIA  10 53 72
29 M.IKHSAN 8 22 45
30 M. NAZARUDDIN  7 47 56
31 MARISA YULANDA  6 47 52
32 MARTINUS DANIEL  7 48 57
33 MAULANA WIJAYA  7 44 54
34 MIE YING  10 67 80
35 MIFTAHUL HUDA JAUHARI  7 39 51
36 MINDA ARFIANA LESTARI  8 20 43
37 OKTAF NUBUANTONIS  7 50 58
38 PADLI  9 67 76
39 RENI OKTORA 8 57 66
40 RIKA WAHYUNI  11 78 91
41 RIKA YUSNANI  7 59 64
42 RIKI HIDAYAT  9 40 60
43 RINA IRYANI  4 38 39
44 RIZKI AWALIA  8 43 58
45 ROMIYANA  8 61 69
46 SAFRIANSYAH  6 47 52
47 SALMAN FARIS DASUKI  7 50 58
48 SARI AGUSTINA  7 52 59
49 SARYANTO  10 63 78
50 SUDARMAN  7 60 64
51 SUPRIADI  0
52  SYLVIA DESIRIANA  7 64 67
53 TARIANI  6 47 52
54 VEBRIN 7 50 58
55 WAHYU CAHYADI  0
56 WANI FURYA  10 63 78
57 WIDYA LESTARI  8 63 70
58 WIYANTI CINTYARA 7 64 67
59 YENNI DEWI  6 67 65
60 YUDI KELANA  5 50 50
61 YULIA LESTARI  9 40 60
62 ZULKARNAIN 5 47 49

Rabu, 26 Oktober 2011

PENGEMBANGAN PRODUK

kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi dalam suatu perusahaan.

Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk (Cross, 1994) adalah
• Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
• Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface).
• Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi. Proses pengembangan produk (Ulrich-Eppinger, 2001) dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :
1. Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1 : Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. Fase 3 : Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.
6. Fase 5 : Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan

Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya.
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep (Crawford, 1994) adalah :
1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut.
Proses pengembangan konsep (Ulrich-Eppinger, 2001) mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.
Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim pengembang.
2. Penetapan spesifikasi target
Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 3 langkah :
a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan dari tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat kepuasan dari pelanggan produk pesaing..
c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
3. Penyusunan konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
b. Pencarian eksternal
c. Pencarian internal
d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
4. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :
a. Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria.
5. Pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.
6. Penentuan spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja.
7. Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.
8. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan.
9. Analisa produk-produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal sampai akhir.
10. Pemodelan dan pembuatan prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan kepada konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.

Quality Function Deployment (QFD)

DESAIN PRODUK

Selasa, 11 Oktober 2011

QFD


QFD dikembangan di Jepang pada akhir tahun 1960-an oleh Profesor Shigeru Mizuno dan Yoji Akao. Pada waktu itu, pengendalian kualitas dengan statistik (statistical quality control SPC) yang diperkenalkan setelah perang dunia II, telah diterapkan oleh industri manufaktur Jepang, dan aktifitas kualitas telah dipadukan dengan pengajaran yang disampaikan oleh beberapa orang guru diantara adalah Dr. Juran, Dr. Kaoru Ishikawa, dan Dr. Feigenbaum yang menekankan pentingnya menjadikan pengendalian kualitas sebagai bagian dari manajemen perusahaan, yang sekarang ini dikenal dengan Total Quality Control (TQC) dan Total Quality Management (TQM).

Tujuan dari Profesor Mizuno dan Akao adalah untuk membuat metode penjaminan kualitas (Quality Assurance), yang akan mendesain kepuasan konsumen kedalam produk sebelum produk tersebut dibuat atau diproduksi.

Penggunan QFD pertama sekali dengan skala besar adalah tahun 1966 oleh Kiyotaka Ashiumi dari Bridgestone Tire di Jepang, yang menggunakan diagram tulang ikan (Fishbone Diagram ) untuk mengidentifikasi setiap permintaan konsumen (akibat) dan mengidentifikasi rincian desain karakteristik dari kualitas dan faktor-faktor dari proses (sebab) yang diperlukan untuk mengontrol dan mengukurnya.

Tahun 1972, QFD dipergunakan untuk mendesain sebuah kapal tanker minyak pada perusahaan perkapalan kobe, bagian dari industri berat Mitsubishi, diagram tulang ikan tidak dapat tumbuh semakin besar lagi, hal tersebut disebabkan karena penyebab yang bertingkat-tingkat, diagram tulang ikan tersebut dirubah bentuknya kedalam sebuah tabel (spreadsheet) atau bentuk matriks; baris memuat akibat atau kepuasan konsuen dan kolom memuat sebab yg terkontrol atau terukur.

Pada waktu yang bersamaan, Katsuyoshi Ishihara memperkenalkan prinsip Value Engineering (VE) digunakan untuk menjelaskan bagaimana sebuah produk dan koponennya bekerja. Dia memperluas hal ini untuk menjelaskan fungsi perusahaan (business) yang dibutuhkan untuk memastikan kualitas dari desain proses itu sendiri.

Digabungkan  dengan ide baru ini , QFD akhirnya menjadi sistem desain kualitas yang menyeluruh untuk produk dan proses perusahaan.

Pengenalan QFD ke Amerika dan Eropa dimulai tahun 1983 ketika American Society for Quality Control menerbitkan karya Akao pada Quality Progress and Cambridge Research (sekaragn menjadi Institud Kaizen), mengundang akao untuk memberikan seminar tentang QFD di Chicago. Hal ini dilanjutkan dengan beberapa kali kuliah QFD untuk pendengar orang Amerika yang disposori oleh Bob King  dan GOAL/PC di Boston.

Bersamaan dengan itu diterbitkan pula QFD dalam bahasa Inggris, diterjemahkan buku ‘The customer-Driven Aproach to Quality Planning and Deployment karangan Mizuno dan Akao, dan buku Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements into Product Desain yang ditulis oleh Akao.

Jepang terus mendorong pengembangan penggunaan QFD melalui penelitian QFD di sub komite dari The Union of Japanese Scientists and Engineers (JUSE) dan simposium yang dilasanakan secara berkala yang dimulai semenjak tahun 1993.

Sekarang, QFD terus memberikan inspirasi daya tarik yang kuat diseluruh dunia, menciptakan penggunaan pada bidang yang baru oleh praktisi dan peneliti setiap tahunnya. Negara di dunia yang telah mempunyai simposium QFD untuk tingkat nasional atau internasional adalah Amerika Serikat Jepang, Swedia, Jerman, Australia, Brazil dan Turki

3. PENDEKATAN QFD DAN KEUNTUNGANNYA
Tulisan tentang QFD telah banyak dipublikasikan semenjak konsep tersebut diperkenalkan pada pertengan tahun1960 di Jepang. QFD adalah  suatu alat untuk membantu perusahaan fokus pada apa yang dipandang penting oleh konsumen dan menetapkan hal-hal yang diinginkan ini berada pada produk dan jasa. Pekerjaan tersebut biasanya didokumentasikan pada deretan matriks. Keuntungan utamanya adalah mengurangi biaya desain dan waktu pengembangan. Keuntungan lainnya termasuk memperbaiki komunikasi dan kekompakan diantara tim pengembangan tersebut dan pensolitan keputusan desain lebih awal pada siklus pengembangannya.

QFD adalah metode untuk pengembangan kualitas desain yang bertujuan untuk kepuasan konsumen dan kemudian menterjemahkan kebutuhan konsumen tersebut ke dalam sasaran desain dan poin-poin penjaminan kualitas yang akan digunakan pada keseluruhan tahapan produksi. QFD menggabungkan berbagai desain, keteknikan dan alat-alat manajerial untuk menciptakan pengembangan produk baru dengan pendekatan customer-driven. Orang Jepang melihat QFD sebagai sebuah filosofi yang memastikan kualitas produk yang tinggi pada tahapan desain. Tujuannya adalah untuk memuaskan konsumen dengan jaminan kualitas pada setiap tahap dari proses pengembangan produk. Featur utama dari QFD adalah pemusatan pada kebutuhan pasar dengan menggunakan pernyataan aktual dari konsumen; aplikasi efektif dari berbagai bidang teamwork; dan penggunaan sebuah matriks yang komprehensif untuk mendokumentasikan informasi dan mengambail keputusan.

Berbagai aplikasi dan studi telah menunjukkan banyak kegunaan dari QFD, QFD membawa efisiensi bagi perusahaan sebab kesalahan interpretasi dan keperluan perubahan menjadi minimal, menekankan pada keuntungan strategis seperti pemahaman yang lebih baik terhadap kebutuhan konsumen, meningkatkan kualitas periklanan dan komunikasi, dan pengambilan keputusan yang lebih cepat. QFD menuntun kepada kualitas produk yang lebih bagus dan desain, memperpendek siklus desain dengan perubahan keteknikan yang lebih sedikit, potensi yang lebih tinggi untuk innovasi yang radikal, biaya produk dan proyek yang lebih rendah, dan konsumen yang lebih puas, yang mengarah pada konsumen yang loyal yang menghasilkan kesinambungan business dimasa depan serta menjadi buah bibir (word of mouth).

Disamping keuntungan kualitatif yang intangible ini ada bukti empiris mengenai keuntungan QFD yang nyata (tangible). QFD benar bekerja, perubahan keteknikan berkurang 30-50 persen, siklus desain lebih pendek 30-50 persen, biaya start-up berkurang 20-60 persen, dan perkiraan garansi lebih kecil 20-50 persen. Bagaimanakah peningkatan yang hebat sekali ini terjadi dan apa yang harus dilakukan agar penggunaan QFD sangat efektif. Sebuah penemuan penting adalah QFD harus diimplementasikan pada tahap lebih awal dari siklus pengembangan produk untuk memastikan bahwa semua konflik desain yang utama dan masalah diselesaikan sebelum produksi dimulai dan sebelum prototipe dibuat. Toyota juga memberikan data yang menarik mengenai betapa bergunanya QFD. Pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an Toyota memperkenalkan empat mobil Van baru dan melaporkan bahwa biaya start-up berkurang 20 persen untuk Van baru yang dikeluarkan pada 1979. Biaya total mencakup keempat Van tersebut berkurang sampai 61 persen pada tahun 1984. Sebagai tambahan, waktu produk sampai ke pasar berkurang signifikan dan kualitas dari produk meningkat.Global Manufakturig melakukan penelitian selama 10 tahun, dan hasilnya berkesimpulan bahwa peningkatan performansi dari manufaktur Eropa adalah hasil dari implementasi yang menyeluruh dan sukses dari berbagai program QFD. Disamping banyak taknik yang lain, semisal Six Sigma, MAIC, DMAIC, dan DEDVV, QFD berperan sangat penting untuk meningkatkan kepuasan konsumen di satu sisi dan mengurangi biaya produksi, waktu produk sampai ke pasar dll. Pada  sisi yang lainnya.

4. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN QFD
Menyadari bahwa QFD pada dasarnya memiliki dua komponen yaitu sosial dan keteknikan, berdasarkan literatur bahwa pendekatan metodologi untuk situasi dan proses sosio-teknik dikenal sebagai multi perspektif. Multi perspektif melihat permasalahan dengan sudut pandang yang berimbang. Hal itu mencakup tidak hanya penggunaan perspektif keteknikan sebagai sesuatu yang penting, tetapi juga penggunaan perspektif keorganisasian dan personal.

Tiga perspektif ini berdiri sendiri sendir, mereka menggunakan sudut pandang paradigma yang berbeda, dan cara yang berbeda dalam memperoleh masukannya (input). Perspektif keteknikan menggunakan rasional, objektif, analitis dan paradigma reduksionis. Dia mengambil masukannya melalui abstract non-personal, sebisa mungkin dapat dikuantifikasi. Perspektif organisasional atau kelompok menggunakan dialektis, paradigma adversarial mirip dengan mode courtroom inquiry. Dia mendapatkan masukannya melalui konferensi kelompok, interview kelompok, probing of insider, examaining policy dan standar prosedur operasi. Perspekti personal atau individual menggunakan kenyataan individual, pengalaman, dan paradigma intuisi. Dia mendapatkan masukannya melalui cerita, diskusi personal, dan naratif. Penggunaan pendekatan multi-perspektif untuk menentukan apa yang akan dianalisa, Framework dari model implementasi QFD disusun. Dimensi keteknikan, keorganisasian dan personal diperkirakan sebagai hasil dari penggunaan QFD.

Berdasarkan analisis terhadap hasil diskusi dan evaluasi dari literatur, diperoleh tiga grup faktor yang mempengaruhi keberhasilan proyek QFD:

  1. Dukungan keteknikan yang lengkap untuk proyek QFD
  2. Organisasi yang jelas dari proyek QFD
  3. Karyawan yang bermotivasi dalam team proyek QFD

Faktor-faktor ini sehubungan dengan peningkatan kualitas produk, pengurangan biaya untuk penelitian dan pengembangan, serta waktu penelitian dan pengembangan yang lebih pendek, yang menjadi pengaruh oleh keberhasilan proyek QFD. Daftar berikut memperlihatkan 32 kategori yang diidentifikasi oleh 7 peneliti dan kelompok berbeda dari kategori-kategori ini. Hal ini adalah penting bahwa kategori-kategori tersebut sedang dalam rangka standarisasi, yang setiap peneliti akan mempergunakan kategori yang sama. 7 kelompok dan 32 kategori tersebut adalah:

4.1. Keberhasilan proyek QFD
  1. Bukti dari kesuksesan proyek. Proyek yang dikaji telah dinilai sukses: Kapan saja diulang kembali, dia tidak memerlukan perbaikan yang mendasar.
  2. Investasi dan biaya yang digunakan. Investasi dan biaya untuk proyek QFD terkait dengan keuangan dan personal yang telah dikeluarkan.
  3. Peningkatan profit atau profitability. Profit atau return on capital telah meningkat disebabkan oleh proyek QFD

4.2. Peningkatan kualitas produk
  1. Peningkatan kepuasan konsumen. Pengenalan konsep QFD telah menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan pada kepuasan pelanggan.
  2. Perbaikan pada kualitas produk. Berbagai kesulitan pada kualitas produk dan jasa telah terselesaikan untuk jangka panjang.
  3. Pengurangan pada frekwensi dari komplain. Jumlah dari komentar negative dan komplain mengenai performansi telah berkurang sebagai hasil dari pendekatan QFD.
  4. Peningkatan pada loyalitas konsumen. Telah memungkinkan untuk memastikan suatu peningkatan pada loyalitas konsumen semenjak konsep QFD diperkenalkan.
  5. Pengurangan biaya pengerjaan ulang. Semenjak pendekatan QFD diperkenalkan, telah ada pengurangan biaya untuk pengerjaan ulang akibat dari kualitas yang jelek.

4.3. Pengurangan  biaya untuk R&D (penelitian dan pengembangan)
  1. Permintaan pendanaan untuk proyek yang lain. Dengan memperkenalkan konsep QFD, semakin banyak sumber keuangan yang tersedia untuk proyek yang lainnya.
  2. Pengurangan pada biaya untuk proyek penelitian dan pengembangan. Biaya untuk penelitian dan pengembangan telah berkurang akibat dari penerapan konsep QFD
  3. Pengurangan pada kebutuhan akan konsultan. Pendekatan QFD berdampak pada pengurangan yang berkelanjutan pada kebutuhan karyawan dari eksternal atau konsultan perusahaan sebagai bagian dari proyek R&D
  4. Kordinasi proyek yang lebih baik. Biaya untuk perencanaan, koordinasi, implementasi dan kontrol aktifitas R&D dapat berkurang banyak.

4.4. Waktu R&D lebih pendek.
  1. Penghematan waktu. Pengurangan pada waktu sampai ke pasar produk telah dicapai melalui implementasi yang sistematis dari pendekatan QFD.
  2. Waktu untuk proyek lain lebih banyak. Semenjak perusahaan menerapkan proyek QFD, lebih banyak waktu yang tersedia untuk proyek yang lainnya dari pada kasus sebelum QFD diperkenalkan
  3. Koordinasi dari proyek lebih baik. Pendektan QFD membuat koordinasi aktifitas R&D lebih mudah.
  4. Lebih banyak waktu untuk melakukan pekerjaan konseptual. Konsep QFD membuat kontribusi yang penting, yaitu menjamin lebih banyak waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan konseptual.

4.5. Dukungan keteknikan yang menyeluruh untuk proyek QFD.
  1. Pengukuran atas apa yang menjadi keinginan konsumen. Apa yang menjadi keinginan dan harapan individual adalah titik awal dari desain produk. Berkenaan dengan hal ini, hal penting yang mutlak untuk melakukan survei menyeluruh dari kebutuhan konsumen.
  2. Pencatatan aktifitas dari pesaing. Aktifitas dari pesaing menentukan kesuksesan dari produk baru di pasar. Konsekuensinya, pengumpulan secara sistimatis dari informasi tentang pesaing dan aktifitas mereka sehubungan dengan kebijakan pemasaran dibutuhkan.
  3. Mengidentifikasi kenyataan factor pembobotan. Bagian dari spesifikasi dari Rumah Kualitas memerlukan tim dari berbagai disiplin untuk membuat keputusan yang banyak sehubungan dengan faktor pembobotan. Jika pengembangan produk ingin berhasil, penting untuk menentukan berbagai koefisien sedekat mungkin dengan kenyataan yang ada.
  4. Penguasaan kompleksitas dari Rumah Kualitas.  Walau jumlah atribut produk yang diinginkan kecil – pada kasus kimia misalnya– karakteristik kualitas keteknikan menghasilkan rumah kualitas yang sangat rumit. Oleh karenanya, sebelum metode ini dipergunakan, harus lah diyakinkan bahwa anggota staf yang terlibat telah mengusasai kerumitannya.
  5. Mengetahui taknik QFD. Kedua orang guru QFD baik Akao dan King memberikan peringatan keras sehubungan dengan penggunaan metode QFD tanpa pegalaman khusus  dan pengetahuan secukupnya. Bahanya akan terlalu besar bahwa anggota tim menggunakan instrument ini seperti memasak buku dan mendapatkan hasil yang tidak benar.

4.6. Organisasi yang jelas dari proyek QFD.
  1. Intesistas dari interaksi dengan manajemen. Kemajuan dari proyek difasilitasi dengan hubungan yang kuat antara anggota tim proyek dan manajer struktural yang bertanggung jawab. Hal ini termasuk rapat regular dimana manajer proyek menyampaikan informasi status dari proyek kepada yang bertanggung jawab didalam perusahaan terhadap pekerjaan tersebut.
  2. Dukungan dari manajemen puncak. Ketika proyek QFD diperkenalkan, dia harus didukung oleh manajemen puncak…
  3. Struktur yang jelas dari tim proyek. Proyek QFD di banyak perusahaan memperlihatkan bahwa tim yang ideal adalah hanya dibentuk oleh karyawan yang inti saja. Keberhasilan proyek akan beresiko jika proses koordinasinya panjang dan berbelit belit, Garis tanggungjawabnya menjadi panjang dan tidak jelas dan jika banyak kepentingan berbeda terlibat yang harus diperhitungkan.
  4. Komposisi tim dari berbagai disiplin.Bila tim tersebut telah terbentuk, hal yang pokok adalah semua fungsi yang terkait didalam perusahaan (seperti marketing, produksi , penelitian dan pengembangan ) terwakili.
  5. Inovasi alamiah dari proyek QFD. Banyak penulis berargumentasi bahwa prospek proyek QFD akan menjadi hasil yang kesuksesannya tinggi jika proyek ini mengacu kepada produk yang telah ada. Akan tetapi, jika itu menyangkut produk baru, teknologi dan konsumen baru, banyak persoalan timbul yang merusak keberhasilan proyek QFD.
  6. Transparansi pada proses proyek. Keterbukaan penuh tentang target, pengukuran dan teknik menfasilitasi kemajuan proyek dan peningkatan yang dicapai dari proyek diantara karyawan dan manajer. Ketua tim oleh karenanya pada setiap tahap dari proyek harus memastikan bahwa ada transparan mengenai dimana tahap pekerjaan telah diselesaikan dan tahap proyek berikutnya.
  7. Menjaga jadwal waktu. Ini akan tampak bahwa menjaga jadwal waktu adalah suatu hal penting dalam mengukur apakah proyek QFD membawa pada kesimpulan sukses dan sasaran dari proyek selesai.

4.7. Karyawan yang bermotivasi pada team proyek QFD.
  1. Komitmen dari anggota tim. Kesuksesan dari proyek QFD sangat tergantung pada komitmen dari karyawan anggota tim proyek. Sehubungan dengan ini, mereka menjadi tauladan bagi karyawan lainnya dan manajer fungsianal yang menjadi bagian dari proyek.
  2. Pengalaman di proyek dari orang-orang yang terlibat. Pengalaman proyek yang berhubungan dan pengetahuan mereka terhadap teknik yang dibutuhkan berpengaruh dengan kelancaran perjalan proyek. Disini menjadi penting untuk memperluas pengetahuan spesifik bagi orang-orang yang telibat melalui training yang terncana dan terukur.
  3. Ketersediaan dari anggota proyek. Hal ini adalah kunci penting mengimplementasikan proyek QFD yang mana karyawan yang ditugaskan pada pekerjaan tersebut diberikan gambaran tentang beban kerja normal mereka.
  4. Penggunaan otoritas. Semua otoritas yang dipercayakan kepada anggota tim perlu untuk digunakan pada pelaksanaa proyek. Dengan cara ini akan menjamin bahwa keberhasilan yang akan diperoleh dari proyek QFD akan terwujud.

Penelitian yang dilakukan oleh Andreas Herman dari University of st.Gallen switzerland beserta kawan kawan antara tahun1993 dan 1997, yang dilakukan  terhadap 378 proyek QFD pada 184 perusahaan yang mencakup11 sektor bidang usaha; yaitu vehicle construction 67 proyek, suppliers to the automotive industry 38 proyek, the mechanical engineering sector 23 proyek, electrical engineering 52 proyek, the chemical industry 19 proyek, plant engineering and construction 26 proyek, metal working 36 proyek, the food, beverages and tobacco industries 22 proyek, computers and telecommunications 39 proyek, the service sector 21 proyek dan miscellaneous business sectors 35 proyek. Proyek ini berada di Jerman sejumlah 247 proyek, Perancis, Inggris, Swedia dan Italia sejumlah 131 proyek.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian trsebut adalah:

1. Studi empiris menunjukkan bahwa keberhasilan dari proyek QFD terutama dipengaruhi oleh karyawan anggota tim proyek yang bermotivasi.

2. Dukungan keteknikan yang lengkap dari proyek QFD juga merupakan kunci sukses dari proyek

3. Organisasi yang rapi dari proyek QFD mempunyai pengaruh yang kecil, akan tetapi masih menjadi cacatan penting untuk sukses.